Ketua MUI Apresiasi Long March to Gaza: Perlawanan Berani kepada Israel

Ketua MUI Apresiasi Long March to Gaza: Perlawanan Berani kepada Israel

17/06/2025 18:24 ADMIN

JAKARTA, MUI.OR.ID—Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengapresiasi acara Long March to Gaza.

Menurut Sudarnoto, aksi yang beriringan dengan misi kapal kemanusiaan yang ditahan oleh Israel ini adalah cara masyarakat sipil berbagai negara tidak sekedar keprihatinan terhadap politik blokade Israel, melainkan perlawanan berani kepada Israel dan sekutu utamanya yaitu Amerika Serikat.

“Saya sangat mengapresiasi kepada seluruh peserta long march yang telah dengan teguh dan berani berusaha membuka blockade Israel ini,” kata Sudarnoto dalam keterangan yang diterima MUIDigital di Jakarta, Selasa (17/6/2025).

Long March to Gaza merupakan aksi konvoi ribuan aktivis dari penjuru dunia dalam sebuah aksi solidaritas. Aksi ini bertujuan menekan pemimpin dunia agar segera menghentikan agresi militer Israel sebagai bentuk genosida terhadap warga Palestina.

Pasalnya, blokade ini tindakan tidak beradab Israel karena telah mengorbankan, membunuh dan menghancurkan warga sipil secara keseluruhan untuk kemudian menguasai seluruh wilayah Palestina.

“Untuk itu, semua pihak yang berpandangan Israel adalah penghancur kemanusiaan dan perusak kedaulatan seharusnya memberikan dukungan terhadap gerakan long march ini,” kata Sudarnoto.

Dia pun menyadari, aksi Long March to Gaza pastilah berisiko tinggi, seperti juga cara-cara lain yang dilakukan terutama pendekatan militer. Menurutnya, aksi ini seharusnya memperoleh perlindungan dan dukungan.“Sudah dipastikan Israel akan merasa sangat terganggu jika long march ini berhasil dilakukan,” lanjutnya.

Saat ini, long march tertahan karena baik Mesir maupun Libya telah menghalangi dan bahkan telah mendeportasi sejumlah peserta Long March terutama peserta non-Mesir.

Menurut Sudarnoto, sudah barang tentu penghentian dan deportasi ini menjadi otoritas dua negara Mesir dan Libya.
Untuk itu, peserta aksi harus mengikuti peraturan yang berlaku di dua negara sepanjang berada di wilayah Mesir dan Libya.

Akan tetapi, lanjutnya, mengingat kedaruratan atas krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza sebaiknya baik Mesir maupun Libya memberikan pelayanan dan sekaligus kemudahan agar Long March to Gaza bisa diberlangsungkan.

“Langkah yang bagus jika Indonesia bisa menjadi negara yang memediasi dan sekaligus mendorong agar blokade Israel dibuka segera, harapnya. (Rozi, ed: Nashih) 

Tags: long march to gaza, mesir tahan long mach to gaza, perang gaza, jalur gaza, majelis ulama indonesia