Khutbah Jumat: Perkuat Solidaritas Sesama Anak Bangsa

Khutbah Jumat: Perkuat Solidaritas Sesama Anak Bangsa

20/12/2024 09:25 ADMIN

Oleh: KH A Roghob Alfatiry, Ketua 2 MUI Kota Tangerang

الَسَّلامُ عَليْكُمْ وَرَحْمَةاُللّٰهِ وَبَرَكَاتُه

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفٰى وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍنِالنَّبيِّ المُصْطَفٰى وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُو الْهُدَى، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، اَّللّٰهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلٰي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰي آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلٰى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَآعِبَادَ اللّٰهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قاَلَ اللّٰهُ تعَاَلٰى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ

صدق الله العظيم

Ma’asyiral Muslimin, rahimakumullah …

Puji serta syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian sehingga pada hari ini kita dapat melaksanakan salah satu perintah Allah, yaitu menegakkan kewajiban ibadah Jumat. Shalawat teriring salam semoga kiranya selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya serta pengikutnya yang taat dan setia mengikuti ajarannya, hingga akhir Zaman.

Ma’asyiral Muslimin, sidang Jumat rahimakumullah …

Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar telah lepas bebas dari kolonialisme sejak diproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kemerdekaan itu diperoleh berkat kebersamaan seluruh elemen bangsa tanpa melihat perbedaan yang ada. Semua rakyat bersatu padu dalam membela dan mempertahankan negara tercinta ini. Kebersamaan menjadi sebuah jawaban atas keberhasilan yang diperoleh sehingga kita bisa bebas lepas dari penjajahan. Kebersamaan yang diikat oleh multikultural akan melahirkan sebuah cita-cita bersama menuju suatu harapan bersama, kebaikan bersama (bonum commune).

Tujuan dari negara Indonesia adalah mampu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, yang tujuan negara itu telah termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 yang pelaksanaannya kini terus diperjuangkan dan disempurnakan.

Sidang Jumat rahimakumullah

Setelah kemerdekaan diraih bersama, maka kewajiban kita semua adalah menjaga, mempertahankan dan mengisinya dalam kapasitas masing-masing. Tanpa menjaga, mempertahankan dan mengisinya, kemerdekaan yang dicapai dengan susah payah tidak akan punya arti apa-apa. Kaum Muslimin merupakan jumlah penduduk terbesar di negeri ini. Alhamdulillah jumlah yang demikian besar tentu memiliki peran dan tangung jawab yang besar pula, sehingga kemakmuran yang kelak dicapai akan dinikmati oleh kita juga secara bersama-sama.

Namun demikian yang masih perlu menjadi perhatian bersama adalah bahwa umat yang demikian besar masih kurang optimal rasa solidaritas dan kekompakannya dalam menanggulangi setiap masalah yang terjadi di kalangan umat Islam. Kita masih harus memupuk dan menumbuhkan persaudaraan-ukhuwwah Islamiyah serta solidaritas diantara kita.
Kita harus bertekad mewujudkan kemakmuran bersama dengan tetap memegang sikap solidaritas, walaupun latar belakang pendidikan, sosial, dan suku berbeda, asalkan terikat oleh Syahadatain, kita adalah bersaudara dunia-akhirat. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hujurat (49) ayat 10:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
Demikian pula firman Allah dalam surat Al-Hujurat (49) ayat 13 :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا
 فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mahapenerima tobat, Mahapenyayang.”

Sidang Jumat rahimakumullah

Ayat di atas menegaskan bahwa sesama mukmin, adalah bersaudara, tanpa membedakan suku, adat istiadat dan bahasanya. Oleh karena itu persaudaraan sesama umat Islam di manapun, kapanpun dan bagaimanapun keadaan mereka, semua harus saling bahu-membahu apakah dia petani, pedagang, karyawan, tentara, anggota Polri, pegawai, pelajar, mahasiswa, bila sesama Islam dia adalah saudara dunia-akhirat. Oleh karena itu, jangan karena ada kesalah pahaman, atau ada masalah yang terjadi, menyebabkan rusaknya ukhuwah Islamiyah, otomatis hilangnya sikap solidaritas.

Menggalang persaudaraan sesama Muslim, amat penting demi tegaknya negara kita dengan persaudaraan yang kokoh persatuan bangsa kita akan terjamin dan lestari. Oleh karena itu marilah kita tegakkan persatuan, karena persatuan atas dasar persaudaraan sesama muslim juga dengan sikap solidaritas yang tinggi adalah kunci bagi kejayaan kita.

Marilah kita tegakkan ukhuwah Islamiyah dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun keadaannya, diperkuat dengan sikap solidaritas, saling tolong-menolong satu dengan lainnya. Terkait dengan itu marilah selayaknya kita renungkan sebagian firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah (5):

... وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖ...

" ….. Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan……”

Demikian juga sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

وَاللّٰهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَادَامَ الْعَبْدُ فِيْ عَوْنِ اَخِيْهِ

“Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu menolong saudaranya”(Hadits Riwayat Muslim)
Sebagai manusia yang normal, tentu kita menginginkan terpenuhinya segala kebutuhan hidup berupa harta, sandang, pangan, papan, sosial dan keperluan hidup lainnya. Begitu pula kebutuhan rohani untuk ketenangan, atau bahkan mungkin penghargaan dari orang lain.

Sidang Jumat rahimakumullah

Selama kita masih menjadi manusia normal, maka selama itu pula manusia tidak pernah merasa cukup dengan yang ada. Satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lainnya menunggu. Demikian seterusnya kita tak pernah merasa puas. Ini semua menunjukkan bahwa kita ini dinamis, ingin memperbaiki nasib dengan segala kemampuan yang ada. Tetapi yang penting dan yang harus mendapatkan perhatian adalah bagaimana cara memperoleh harta benda itu jangan sampai menghalalkan segala cara, dengan merugikan atau mengorbankan orang lain.

Jika usaha kita dilaksanakan dengan cara yang halal dan benar sesuai tuntunan agama dan tidak merugikan pihak lain, maka usaha memperoleh harta benda tersebut perlu diteruskan, dan jika sebaliknya, segeralah berhenti dari perbuatan yang tidak diridhai Allah SWT tersebut. Sesudah hasil usaha kita raih, agama menuntun kita bahwa harta dari hasil usaha itu tidak mutlak menjadi milik kita seluruhnya , di sana ada juga hak orang lain yang harus kita keluarkan,dan apa yang kita keluarkan itu bagian dari tuntunan agama kita untuk berbagi dalam rangka mempraktikkan sikap solidaritas.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Dalam uraian di atas, sungguhpun lebih menekankan pada persatuan/ukhuwah dan solidaritas internal kaum Muslimin, tidaklah berarti boleh mengabaikan solidaritas, saling membantu, saling menolong sesama anak bangsa secara umum. Mari kita perhatikan pesan Rasulullah melalui sabda beliau:

 اِرْحَمُوْا مَنْ فِيْ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِيْ السَّمَاءِ

“Berlaku kasih sayanglah kepada makhluk yang di bumi, maka makhluk yang di langit akan mengasihi kalian.” (HR Tirmidzi).
Mudah-mudahan dengan merajut solidaritas sosial antarsesama anak bangsa kita tetap termasuk menjadi orang-orang yang mampu mensyukuri berbagai nikmat Allah yang terus menjaga, memelihara dan mengisi kemerdekaan untuk
kejayaan dan kemakmuran bersama. Aamiin Yaa Aallah Yaa Mujiibas Saa ilin…

بَارَكَ اللّٰهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللّٰهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْممُ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Tags: solidaritas anak bangsa, solidaritas, kesetiakawanan nasional, persaudaraan muslim, umat islam