Kiai Marsudi Tekankan Pentingnya Hidup Berdampingan dalam Kerukunan Umat Beragama

Kiai Marsudi Tekankan Pentingnya Hidup Berdampingan dalam Kerukunan Umat Beragama

20/03/2025 09:02 JUNAIDI

JAKARTA, MUI.OR.ID – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Marsudi Syuhud, menyampaikan pandangannya dalam acara Dialog bersama Tokoh Lintas Agama dan Kepercayaan yang diselenggarakan oleh Komisi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan Keuskupan Agung Jakarta (HAAK-KAJ). 

Acara yang berlangsung di Aula Gerha Pemuda, Jakarta Pusat, pada Rabu (19/3/2025) ini mengangkat tema “Merawat Harapan untuk Merajut Kerukunan Antar Umat Beragama”.

Dalam sambutannya, Kiai Marsudi menegaskan bahwa dalam keyakinan beragama, tidak bisa mencampuradukkan ajaran satu dengan lainnya, sebagaimana ditegaskan dalam prinsip “lakum dinukum waliadin”. 

Namun, dalam konteks muamalah dan kehidupan sosial, umat beragama harus terbiasa hidup berdampingan. Dia menekankan pentingnya membiasakan generasi mendatang untuk coexist (hidup berdampingan), saling menghormati, dan hidup bersama dalam harmoni.

Lebih lanjut, Kiai Marsudi menyinggung tentang sikap terhadap tantangan dalam membangun kebersamaan. Dia menolak penggunaan kata kerepotan sebagai alasan untuk menghindari kerja sama atau membangun inisiatif baru.

“Jadi kata kerepotan jangan sampai didownload oleh power of mind kita. Delete saja. delete. Escape delete,” tegasnya. Dia mendorong semangat membangun bangsa dengan visi yang jelas (litaklif), menyatukan (liljam’i), serta bergotong royong (wa ta’awun).

Dia juga menekankan bahwa kebersamaan dalam kehidupan sosial tidak boleh dibiarkan tanpa kontrol.

“Jangan sampai yang sudah kita bisa hidup bersama kemudian tidak terkontrol. Ada sisipan-sisipan yang masuk, yang memecah belah. Dan itu harus semua waspada. Baik TNI, Polri, masyarakat biasa harus waspada ini,” ujarnya.

Kiai Marsudi menutup penyampaiannya dengan menekankan pentingnya latihan dalam membangun kebersamaan dan toleransi antarumat beragama. Ia menyebutkan bahwa Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) merupakan hasil dari upaya bersama yang telah dirintis sejak 1989. 

“Bisa kaya gini karena latihan. Saya membayangkan, kalau dulu kita tidak mulai, sekarang tidak ada. Maka ayo latih generasi-generasi kita, terus sampai desa,” ujar dia. 

Dirinya menyebut Forum Kerukunan Umat Beragama yang diadakan bersama-sama umat beragama sejak 1989. 

“”Alhamdulillah, diambil, dikoneksikan, dan difasilitasi oleh pemerintah, wabilkhusus Kementerian Agama. Terima kasih, Pak Menteri,” tutur dia. 

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh lintas agama yang turut berpartisipasi dalam upaya menjaga kerukunan dan mempererat hubungan antarumat beragama di Indonesia.

Hadir antara lain Menteri Agama RI Prof Nazaruddin Umar, gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo, Waketum MUI KH Marsudi Suhud, dan Ketua Umum PGI Manuputty (Ketua Umum PGI).

Selain mereka, hadir pula perwakilan Majelis Agama Konghucu Indonesia
Candra Setiawan, Naen Suryono (Presidium Majelis Luhur Kepercayaan), Dede Rosyada (Ketua FKUB Jakarta), Philip Wijaya (Permabudi), dan I Wayan Kantun Mandara (PHDI). (Fitri AL, ed: Nashih)

Tags: kerukunan umat beragam, umat beragama, kerukunan antarumat beragma, toleransi, marsudi syuhud, majelis ulama indnesia